Ipari News

TAHSIN DAN TADARUS AL-QUR’AN: PERAN STRATEGIS PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK GENERASI QUR’ANI

Ngawi, Jawa Timur – Di tengah derasnya arus digitalisasi dan tantangan global, peran Penyuluh Agama Islam semakin signifikan dalam membimbing umat menuju pemahaman agama yang lebih mendalam. Salah satu upaya nyata adalah kegiatan “Tahsin dan Tadarus Al-Qur’an” yang digelar bersama jajaran Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ), Majelis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi, dan Lembaga Pengembangan Tilawah Qur’an (LPTQ) Kabupaten Ngawi.

Bertempat di Masjid Al Falah Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Ngawi, kegiatan ini berlangsung pada Jumat (7/3/2025) dan diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) serta Penyuluh Agama Islam. Acara ini dipandu oleh Qori’ Nasional KH. Musthofa, yang juga menjabat sebagai Kepala KUA Kecamatan Ngawi. Kehadiran Kasi Bimas Islam Chusnul Amin, Kasi Pendma Pujianto, serta Bapak Faruq Nur Qomar menambah semarak kegiatan ini, yang juga mendapat pemantauan langsung dari Abdul Ghofur, Staf LPTQ Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan membaca Al-Qur’an dengan tartil, sesuai kaidah tajwid yang benar. Para penyuluh agama yang hadir menekankan pentingnya peningkatan kualitas bacaan Al-Qur’an, karena mereka memiliki peran sebagai panutan dan sumber ilmu bagi masyarakat.

Lebih dari sekadar kegiatan ritual, tahsin dan tadarus ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi dan memperkuat peran strategis penyuluh agama dalam membentuk generasi Qur’ani yang berakhlak mulia. Dengan metode pembelajaran interaktif dan bimbingan langsung dari para ahli, peserta mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam dalam memahami pesan-pesan Al-Qur’an.

Menurut salah satu peserta yang hadir, Ustadz Agus Budi Santoso atau yang akrab disapa Ustadz ABS, kegiatan ini menjadi refleksi penting dalam meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an. “Banyak bacaan imam yang enak didengar lagunya, tapi salah tajwidnya. Ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Apakah bacaan kita sudah benar? Jika sudah, maka tugas kita adalah menyebarkan kebenaran ini kepada binaan-binaan kita, majelis-majelis, dan masyarakat luas,” ungkapnya.

Di era modern seperti sekarang, dakwah dan pembelajaran Islam harus terus berkembang mengikuti zaman. Tak hanya melalui pengajian konvensional, para penyuluh juga didorong untuk memanfaatkan berbagai platform digital guna menjangkau lebih banyak masyarakat.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak individu yang mampu membaca, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Peran Penyuluh Agama Islam semakin krusial dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih harmonis dan penuh berkah di bawah naungan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. (ms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *